BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kita
sering berbicara tentang pembangunan, namun mungkin hanya sedikit yang kita
ketahui tentang pembangunan itu sendiri. Sehingga banyak pertanyaan yang
muncul, seperti; Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pembangunan? Seperti kita
ketahui bahwa pembangunan telah menjadi obsesi banyak negara, namun dalam
kenyataannya pembangunan tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Hal
ini di sebabkan banyaknya persoalan yang mengiringi pembangunan itu sendiri, seperti
pengangguran, urbanisasi yang tinggi yang menciptakan masyarakat miskin di
kota, masalah dan berbagai kepincangan serta kesenjangan lainnya.
Fenomena
yang menarik adalah pada dasawarsa 1990-an yaitu runtuhnya negara Uni soviet,
yang menandai terjadinya transisi dalam sistem sosialisme dan komunisme menuju
ke arah liberalisme dan kapitalisme. Dari fenomena terseut maka terjadi perubahan
pola berfikir para ahli ekonomi, atau lebih populer disebut perubahan paradigma
pembangunan. Perubahan paradigma pembangunan ini sebenarnya merupakan evaluasi
makna pembangunan itu sendiri mulai dari kelahiran ekonomi pembangunan (setelah
PD II).
Paradigma
pembangunan ini secara garis besar dapat dikelompokan menjadi paradigma
tradisional, paradigma baru, dan paradigma pembangunan Utopis ataupun Normatif.
Untuk itu padaa bab ini akan dibahas paradigma pembangunan dengan menelusuri
berbagai makna pembangunan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu
paradigma pembangunan ?
2.
Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Pembangunan sebagai Cabang ilmu Pengetahuan ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Pembangunan Ekonomi
sebagai Bagian Pembangunan Nasional ?
4. Bagaimana
strategi Pembangunan Ekonomi ?
1.3 Tujuan masalah
1. Kata paradigma (Inggris : paradigm), mengandung arti model,
pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian
bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah.
2. Hakikatnya
pembahasan-pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukan dalam dua
golongan.
3. Walaupun
kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi
kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi
selalu dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pembangunan nasional yang
dilaksanaan oleh suatu masyarakat atau bangsa.
4. Yang
dimaksud dengan strategi pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Padigma Pembangunan
Kata paradigma (Inggris : paradigm), mengandung arti model,
pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian
bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma, juga
dapat diartikan suatu gugusan sistem pemikiran. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah
asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), yang merupakan
sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.
Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang,
nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang
dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu. Dalam pembangunan nasional,
Pancasila adalah suatu paradigma, karena hendak dijadikan sebagai landasan,
acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin dicapai di setiap program
pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan kata pembangunan (Inggris : development)
menunjukkan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang bertalian dengan keadaan yang harus digali
dan yang harus dibangun agar dicapai kemajuan di masa yang akan datang.
Pembangunan tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif (manusia
seutuhnya). Di dalamnya terdapat proses perubahan yang terus menerus menuju
kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang dicita-citakan. Dengan demikian,kata pembangunan mengandung
pemahaman akan adanya penalaran dan pandanganyang logis, dinamis dan optimistis.
Sejak tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah
sepakat bulat untuk menerima Pancasila sebagai dasar negara sebagai perwujudan
falsafah hidup bangsa (weltanschauung)
dan sekaligus ideologi nasional. Sejak negara republik Indonesia
diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 hingga kapanpun — selama kita masih menjadi warga negara
Indonesia — maka kesetiaan (loyalitas)
terhadap ideologi Pancasila dituntut dalam bentuk sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang nyata dan terukur. Inilah sesungguhnya wujud tanggung jawab
seorang warga negara sebagai konsekuensi logis yang bangga dan mencintai
ideologi negaranya (Pancasila) yang benar-benar telah menghayati, mengamalkan
dan mengamankannya dari derasnya sistem-sistem ideologi bangsa/ negara-negara
modern dewasa ini.
Paradigma
tradisional memiliki pandangan tentang pembangunan di Negara Sedang Berkembang
(NSB) di identikka dengan upaya meningkatkan pendapatan per-kapita, atau sering
di sebut sebagai strategi pertumbuhan ekonomi. Dengan diangkatnya pendapatan
per-kapita dharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiiskinan, dan
ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat dipecahkan dengan apa
yang dikenal trickle down efect
(merembes ke bawah). Di sini sebagai indikator berhasil atau tidaknya
pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya Pendapatan Nasional Bruto
(GNP) per-kapita riil, dalam arti tingkat pertumbuhan GNP dalam harga konstan
(setelah dideflasi dengan indeks harga) harus lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan penduduk (Kuncoro, 2003:7).
Kecendrungan diatas dapat dilihat
pada pemikiran-pemikiran awal mengenai
pembangunan, seoerti Teori Harrod-Domar, Arthur Lewis, W.W. Rostow, Rosenstein
Rodan, Nurkse, dan Leibenstein. A Lewis dalam bukunya di sebutkan bahwa
pembangunan ekonomi dianggap merupakan kajian The Theory Of Economic Growth. Hal ini mencerminkan munculnya teori
pertumbuhan dan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama setiap kebijakan
ekonomi di suatu negara. Meskipun banyak varian pemikiran, namun pada dasarnya
mereka sependapat bahwa kata kunci dalam pembangunan adalah pembentukan modal.
Oleh karena itu, strategi pembangunan yang paling sesuai adalah akselerasi
pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan
industrialisasi. Hal ini diilhami keberhasilan Rencana Marshall dalam membantu
membangun Eropa Barat dan Jepang. Sedangkan industrialisasi yang memoerhatikan
sektor-sektor modern dan padat modal diilhami pengalaman Inggris sebagai negara
industri pertama (kuncoro, 2003:8).
Paradigma baru dalam pembangunan
beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan
(neccesary) tetapi tidak mencukupi (suffcient) bagi proses pembangunan (Esmara,
1986). Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa
secara nasional, sedangkan pembangunan berdimensi lebih luas dari sekedar
peningkatan pertumbuhan ekonomi (Kuncoro,2000). Dengan kata lain pembangunan
ekonomi tidak lagi berpegang pada GNP sebagai sasaran pembangunan, namun lebih
memusatkan perhatian kualitas dari proses pembangunan.
Pada saat itulah dimulai masa
pengkajian ulang tentang arti pembangunan. Myrdal (1971), misalnya mengartikan
pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Ada yang
menekankan pentingmya pertumbuhan dengan perubahan, terutama perubahan
nilai-nilai dan kelembagaan. Hal ini di landasi argumen adanya dimensi
kulitatif yang jauh lebih penting dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi tidak lagi memuja GNP sebagai sasaran
pembangunan, namun lebih memusatkan pada kualitas dari proses pembangunan
(Kuncoro,2003:9).
Selama dasawarsa 1970-an redefinisi
pembangunan ekonomi di wujudkan dalam upaya meniadakan, setidaknya mengurangi
kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
2.2 Ekonomi Pembangunan sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan
Pada dasawarsa 1960-an banyak negara
sedang berkembang mulai menyadari bahwa pertumbuhan tidak identik dengan
pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan
jasa secara nasional, sedangkan
pembangunan ekonomi berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Sebagai akibat dari berbagai kegagalan dalam usaha pembangunan di
negara-negara berkembang telah menimbulkan dorongan kepada para ilmuwan, terutama
pra ahli di bidang ekonomi. Dengan demikian mereka mengadakan penelitian dan
pengkajian untuk memperdalam pengetahuan merek yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang mempengaruhi kehidupan sebagian besar umat manusia.
Berbagai pandangan ahli ekonomi
mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan masalah pembangunan negara-negara
berkembang sekarang ini dikenal sebagai ilmu ekonomi pembangunan. Pola
pembahasan dalam analisis makro ekonomi, boleh dikatakan telah mempunyai bentuk
yang seragam. Hal ini belum kita jumpai dalam analisis ekonomi pembangunan.
Cabang ilmu ekonomi ini belum memiliki suatu pola analisis tertentu yang dapat
diterima oleh kebanyak ahli ekonomi. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa
faktor penyebab terpenting dari keadaan tersebut; dengan demikian topik yang di
analisis dalam ekonomi pembangunan meliputi bidang yang sanagat luas. Beberapa
bidang penting yang di analisis dalam ekonomi pembangunan antara lain adalah
mengenai masalah pembentukan modal, perdagangan luar negri, masalah penyerahan
tabungan, masalah bantuan lur negri, masalah dalam pertanian atau industri, dan
masalah pendidikan yang dalam analisis sangat dominan perannya dalam
menciptakan pembangunan.
Dengan adanya kekurangan diatas
tidaklah berarti bahwa corak analisis ekonomi pembangunan sifat-sifatnya tidak
dapat ditentukan sama sekali. Kalau di teliti lebih lanjut maka dalam
hakikatnya pembahasan-pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukan
dalam dua golongan. Pertama, sebagai dari pembahasan mengenai pembangunan
ekonomi, baik yang bersifat diskriptif maupun yang bersifat lebih analitis,
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian dan
masyarakat di negara-negara berkembang dan implikasinya sifat-sifatnya kepada
kemungkinan untuk membangun ekonomi kawasan tersebut. Kedua, pembahasan yang
bersifat memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat
dilaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di
negara-negara berkembang.
Pengalaman dalam usaha pembangunan
ekonomi di negara-negara berkembang selanjutnya menimbulkan kesadaran bahwa
kebijaksanaan pembangunan berum merupakan suatu usaha yang sempurna apabila
erusahaannya di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang bersifat ekonomi
saja. masalah pembangunan merupakan keterkaitan dari masalah ekonomi, politik,
dan sosial budaya yang saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian kebijaksanaan yang harus dilaksanakan perlu mempertimbangkan
faktor-faktor yang bersifat non-ekonomi untuk melengkapi analisis yang di
tinjau dari sudut ekonomi. Timbulnya kesadaran tentang perlunya menganalisis
maslah pembangunan dari berbagai aspek dan selanjutnya merumuskan kebijaksanaan
yang lebih komprehensif, telah menimbulkan dorongan para ilmuwan dan pelaksana
pembangunan untuk memecahkan masalah-masalahnya dengan cara pendekatan yang
bercorak multidisiplin.
Pendekatan multidisiplin dapat
diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, seseorang yang ingin
melibatkan dirinya dalam penganalisis dan merumuskan kebijakan pembangunan
harus mempelajari bukan hanya mengenai analisis ekonomi pembangunan, tetapi
juga cabang ilmu pengetahuan lainnya di luar ekonomi yang membuat analisis
mengenai pembangunan dalam suatau masyarakat, seperti ilmu sosiologi, ilmu
politik, dan administrasi negara, dengan cara ini diharapkan seseorang dapat
menelaah masalah pembangunan dalam presfektip yang lebih luas dan
mempertimbangkan bukan saja mengenai efisiensi pembangunan, tetapi juga
implikasi sosial-politik dan kultural dari pembangunan tersebut. Pengertian
kedua, kebijakan pembangunan ekonomi hendaknya di rumuskan secara bersama oleh
ahli-ahli dari berbagai disiplin agar dampak yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat di telaag dari srgala segi. Dengan
demikian pengaruh buruk yang mungkin timbul dapat dihindari atau dikurangi,
sehingga proses pembangunan dapat berjalan lebih harmonis.
Para ahli ekonomi sebenarnya telah
lama menyadari betapa perlunya memperluas ruang lingkup analisis tentang
pembangunan ekonomi. Dalam tulisan mereka mengenai peranan yang dapat dimainkan
pemerintah dalam mempercepat pembangunan, sumbangan peningkatan taraf
pendidikan kepada pembangunan ekonomi dan perlunya perkembangan jumblah
usahawan dalam pembangunan ekonomi, merupakan bukti bahwa analisis ekonomi
pembangunan meliputi bidang-bidang yang secara tradisional dianggap dianggap di
luar lingkup ilmu ekonomi; hal ini telah mereka lakukan jika dibandingkan dengan
masa munculnya perhatian ilmu-ilmu sosial lain terhadap masalah-masalah
pembangunan.
2.3 Pembangunan Ekonomi sebagai Bagian Pembangunan Nasional
Walaupun kebijakan pembangunan
ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang
seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai bagian
dari keseluruhan pembangunan nasional yang dilaksanaan oleh suatu masyarakat
atau bangsa. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat,
sedangkan pembangunan nasional secara keseluruhan meliputi juga usaha-usaha
pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan. Dengan adanya batasan tersebut,
maka pengertian pembangunan ekonomi pada umunya dapat didefinisikan sebagai
suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk pada suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Di definisi tersebut dapat
dirumuskan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting, yaitu:
Ø Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, yang berarti merupakan
perubahan yang terjadi terus menetus.
Ø Merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita pada suatu
masyarakat tertentu.
Ø Kenaikan pendapatan perkapita, harus berlangsung terus menerus
dalam jangka panjang.
Dalam
analisis pembangunan ekonomi di pandang sebagai suatu proses supaya saling ada
keterkaitan dan hubungan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang
menghasilkan pembangunan ekonomi dapat dilihat. Dengan cara analisis ini dapat
diketahui rangkaian peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan
dalam kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari suatu tahap
pembangunan ke tahap pembngunan berikutnya.
Pada
akhirnyasuatu perekonomian baru dapat dinyatakan dlam keadaan berkembang
apabila pendapatan perkapita dan daya belimasyarakat menunjukan kecendrungan
yang meningkat. Ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalmi
kenaikan terus menerus. Keadaan perang,kekacauan politik dan kemunuduran sektor
ekspor-impor misalnya, dapat mengakibatkan suatu perekonomian mengalami
kemunduran dalam tingkat kegiatan ekonominya. Kalau keadaan demikian hanya
bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun
ke tahun, maka masyarakat tersebut dapat dikatakan mengalami pembangunan
ekonomi.
Suatu cabang ilmu
ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara
sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan
lebih cepat lagi.
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau Suatu
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang
Sebelum PD II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi,
karena faktor-faktor sbb :
1. Masih banyak negara sebagai negara jajahan.
2. Kurang adanya usaha dari tokoh
masyarakat untuk membahas pembangunan
ekonomi.
3.Lebih mementingkan
usaha untuk meraih kemerdekaan dari
penjajah.
Pasca PD II
(Th. 1942), banyak
negara memperoleh kemerdekaan (al : India, Pakistan, Phillipina, Korea &
Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan
oleh:
1. Negara
jajahan yang memperoleh kemerdekaan
2.Berkembangnya
cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar
3.ketertinggalannya
di bidang ekonomi.Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan:
1. Menelaah
faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan
pembangunan.
2. Menelaah faktor-faktor yang
menimbulkan keterlambatan pembangunan.
3. Mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi sehingga mempercepat
jalannya pembangunan.
Bidang-bidang penting yang dianalisis dalam
Ekonomi Pembangunan :
1. Masalah
pembentukan modal (investasi).
2. Masalah perdagangan
luar negeri (Ekspor & Impor).
3. Masalah
pengerahan tabungan (Saving).
4. Masalah
bantuan luar negeri.
5. Masalah
dalam sektor pertanian atau industry.
6. Masalah
pendidikan dan peranannya dalam
menciptakan pembangunan.
Pembangunan ekonomi & pertumbuhan ekonomi Pembangunan
ekonomi:
1.Peningkatan
pendapatan perkapita
masyarakatpertambahan gdp > tingkat
pertambahan penduduk.
2.Peningkatan
gdp dibarengi dengan perombakan struktur
ekonomi tradisional ke modernisasi.
3.Pembangunan
ekonomi untuk menyatakan perkembangan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi :
1.Kenaikan gdp
tanpa memandang tingkat pertambahan
penduduk dan perubahan struktur
organisasi ekonomi.
2.Pertumbuhan
ekonomi utk menyatakan perkembangan
ekonomi negara maju.
Sebab-sebab percepatan pertumbuhan ekonomi :
1.Keinginan negara untuk mengejar ketinggalan.
2. Pertumbuhan
penduduk.
3. Adanya keharusan
negara maju untuk membantu.
4. Adanya
perikemanusiaan.
Metode penghitungan pendapatan nasional :
1.metode
produksi (production methode)
2.metode
pendapatan (income methode)
3.metode
pengeluaran (expenditure methode)
11 sektor produktif perhitungan pendapatan nasional :
1.pertanian
2.industri
pengolahan
3.pertambangan
dan galian
4.listrik
5. Air dan
gas
6. Bangunan
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Perdagangan
9. Bank dan lembaga keuangan
10.sewa
rumah
11.pertahanan
Cara perhitungan pendapatan nasional :
1.pendapatan
nasional harga berlaku (nominal).
2.pendapatan
nasional harga tetap (riil).
Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui untuk :
1.
Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari masa ke masa
2.
Membandingkan laju perkembangan ekonomi antar berbagai negara
3. Melihat
berhasil tidaknya pembangunan ekonomi
suatu negara.
Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat
kesejahteraan dan tingkat pembangunan suatu negara, karena :
1.Kelemahan-kelemahan
yg bersumber dari ketidaksempurnaan
dalam menghitung pendapatan nasional
dan pendapatan perkapita.
2.Kelemahan-kelemahan
yg bersumber dari kenyataan bahwa
tingkat kesejahteraan masyarakat bukan
saja ditentukan oleh tingkat
pendapatan mereka tetapi juga oleh
adanya faktor-faktor lain.
Kelemahan 1 :
- Kelemahan metodologis & statistis dalam menghitung pendapatan perkapita dgn nilai mata uang sendiri maupun mata uang asing
- Terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah thd negara miskin karena jenis-jenis kegiatan di negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan tersebar di berbagai pelosok shg tidak dimasukkan dalam variabel perhitungan pendapatan nasional
- Nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan valuta asing tidak mencerminkan perbandingan harga kedua negara, walaupun dalam teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga
Kelemahan 2
Faktor-faktor lain yang menentukan pendapatan dari tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu negara :
1.faktor ekonomi :
- Struktur umur penduduk
- Distribusi pendapatan tidak merata, sebagian tidak menikmati hasil pembangunan.
- Corak pengeluaran masyarakat berbeda.
- Masa lapang / waktu senggang tinggi.
- Pembangunan ekonomi tdk hanya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi juga harus mengurangi jumlah pengangguran.
2.Faktor non ekonomi :
- pengaruh adat istiadat.
- keadaan iklim dan alam sekitar.
- ketidakbebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat dan bertindak.
Indikator pembangunan moneter & non moneter Indikator
pembangunan moneter
1. Pendapatan perkapita
2. Indikator kesejahteraan ekonomi bersih (net economic welfare)diperkenalkan william
nordhaus dan james tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai gnp untuk memperoleh indikator ekonomi yg
lebih baik, dgn dua cara :
A. Koreksi positip : memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian.
B. Koreksi negatif : kerusakan
lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
Indikator pembangunan non moneter :
1. Indikator sosial oleh
backerman ; dibedakan 3 kelompok :
- Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. Di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh collin clark dan golbert dan kravis.
- Penyesuaian pendapatan masy. Dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
- Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk bersifat moneter (non monetary indicators). Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).
Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti indeks pembangunan
manusianya tinggi demikian sebaliknya. Indikator
kesejahteraan rakyat susenas inti (core
susenas) pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf &
tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan
2. Perumahan sumber air
bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah
3. Angkatan kerja partisipasi
tenaga kerja, jml jam kerja, sumber
penghasilan utama, status pekerjaa
4. Keluarga berencana dan fertilisasi penggunaan asi, tingkat imunisasi,
kehadiran tenaga kesehatan pada
kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi
5. Ekonomi tingkat
konsumsi perkapita
6. Kriminalitas jumlah
pencurian pertahun, jumlah pembunuhan
pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata frekuensi
perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa jumlah surat
kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Modal
dasar pembangunan nasional adalah segala sumber kekuatan nasional, yang
dimiliki dan didayagunakan oleh bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional.
Ada beberapa modal dasar pembangunan nasional Indonesia, antara lain :
- kemerdekaan dan kedaulatan
- jiwa dan semangat persatuan
- wilayah nusantara
- kekayaan alam yang beraneka ragam
- penduduk
- adat istiadat dan budaya bangsa.
Jika semua potensi tersebut diatas dimanfaatkan secara optimal, keberhasilan pembangunan nasional bukanlah suatu keniscayaan. Penduduk merupakan faktor yang penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional diatara beberapa modal dasar tersebut, karena peranan penduduk yang sangat dominan. Apakah peranan penduduk dalam pembangunan nasional? Kita sudah mengetahui bahwa jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi salah satu permasalahan serius karena rendahnya kualitas penduduk. Namun, jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan kualitas penduduk yang tinggi akan dapat menjadi modal dasar pembangunan, karena memiliki penduduk peranan besar dalam pembangunan ekonomi. Apakah kalian telah memahami bagaimana peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi? Untuk memahami tentang peranannya dalam pembangunan ekonomi, kalian perlu faham terlebih dahulu tentang tujuan dari pembangunan ekonomi. Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk suatu negara. Tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara biasanya diukur dengan melihat kenaikan penghasilan riil per kapita. Adapun penghasilan riil perkapita dapat dihitung dari pendapatan nasional riil secara keseluruhan yang dihasilkan selama setahun dibagi dengan total jumlah penduduk. Dari pengertian di atas, dapat kita katakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk akan dapat tercapai jika pendapatan riil nasional meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan riil suatu negara yaitu penduduk dan tenaga kerja. Jika dilihat dari peranannya, ada dua peranan penting penduduk dalam meningkatkan hasil pembangunan ekonomi suatu negara yaitu (1) Penduduk bertindak sebagai konsumen dari segi permintaan dan (2) penduduk bertindak sebagai produsen dari segi penawaran. Karena itu, cepatnya perkembangan penduduk tidaklah selalu menjadi penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, dengan syarat penduduk ini harus mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan sekaligus menyerap hasil produksi yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa tingginya pertambahan penduduk harus dibarengi dengan tingginya tingkat penghasilan. Pertambahan penduduk yang tinggi dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak akan ada artinya bagi pembangunan ekonomi di suatu negara. Pesatnya pertambahan penduduk justru menyumbang terhadap kenaikan dari penghasilan riil perkapita, jika penduduk itu berkualitas, karena penduduk yang berkualitas, pada umumnya memiliki tabungan yang siap sedia untuk melayani kebutuhan investasi, sehingga pertambahan penduduk yang berkualitas akan berakibat bertambahnya potensi masyarakat sebagai konsumen potensial. Sebagai contoh, bertambahnya penduduk berkualitas akan menambah permintaan kebutuhan primer : sandang, pangan, perumahan dan tersier : kendaraan, pendidikan, kesehatan, pengangkutan dan lain sebagainya. Bertambahnya penduduk justru akan menciptakan dan memperbesar permintaan secara keseluruhan, utamanya investasi. Pertambahan penduduk tidak sekedar sebagai tambahan penduduk, tapi juga sebagai suatu kenaikan dalam daya beli. Oleh sebab itu, apabila terjadi penurunan jumlah penduduk, hal itu akan menyebabkan turunnya rangsangan untuk mengadakan investasi hingga pada gilirannya akan mengakibatkan turunnya permintaan. Perkembangan penduduk yang tertunda juga akan mengakbatkan pasar akan menjadi semakin sempit karena kekurangan konsumen. Sebaliknya, perkembangan penduduk yang tidak berkualitas justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Oleh karena itu, tingginya pertumbuhan penduduk menuntut pembangunan ekonomi yang dilakukan secara terus menerus. Pembangunan ekonomi tentu memerlukan investasi yang berasal dari tabungan. Dengan demikian pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak berkualitas justru menjadi penghambat bagi pembangunan ekonomi.
2.4 Strategi Pembangunan Ekonomi
Yang dimaksud dengan strategi pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi ditentukan oleh banyak faktor. Faktor tersebut
diantaranya adalah kondisi fisik (Termasuk iklim), lokasi geografi, jumlah dan
kualitas sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), kondisi awal
ekonomi, sosial dan budaya, peran pemerintah, perkembangan teknologi, kondisi
ekonomi dan politik..
Pemanfaatan lahan kosong yang memiliki berbagai macam sumber daya alam yang berlimpah baik biotik (Makhluk hidup, contohnya hewan dan tumbuhan) maupun abiotik (Benda mati, contohnya barang-barang tambang) dengan strategi dan perencanaan yang baik akan menghasilkan potensi ekonomi yang baik pula.
Pemanfaatan lahan kosong yang memiliki berbagai macam sumber daya alam yang berlimpah baik biotik (Makhluk hidup, contohnya hewan dan tumbuhan) maupun abiotik (Benda mati, contohnya barang-barang tambang) dengan strategi dan perencanaan yang baik akan menghasilkan potensi ekonomi yang baik pula.
Salah satu tujuan jangka panjang dari
pembangunan nasional indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM). Sumber daya manusia bersama-sama dengan teknologi di anggap sebagai
keunggulan kompetitif untuk mengejar ketertinggalannya dari negara maju.
Meskipun kemajuan teknologi mempunyai peranan yang besar dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam pembuatan dalam kebijakan pengembangan
teknologi meski mempertimbangkan, antara lain sumber daya yang dimiliki,
masalah-masalah yang dihadapi, dan tujuan dari pembangunan itu sendiri. Dalam
proses produksi, kemajuan teknologi dapat berupa pembaharuan organisasi
(manajemen), perkembangan teknis produksi yang makin efisien maupun peningkatan
kualitas dari input.
Kemajuan teknologi terkait dengan proses
terkait itu sendiri, baik melalui output,faktor tradisi nasional maupun teknik
produksi. Melalui intensifikasi (inovasi, penelitian dan pengembangan) dan
ekstensifikasi (ekspansi dari masing-masing faktor produksi tradisional)
diperoleh hasil bahwa semakin tinggi nilai residu makin dimungkinkan
peningkatan output yang lebih besar. Hal itu disebabkan keterkaitan di atas
memberikan peluang yang lebih besar bagi usaha intensifikasi dan
ekstensifikasi. Selanjutnya, peningkatan output tersebut akan meningkatkan
nilai absolut residu. Proses tersebut berlangsung terus menerus dan menjadi
penggerak dan perekonomian. Adanya kemajuan teknologi yang menyatu dalam input
itu sendiri dapat meningkatkan elastisitas output terhadap perubahan input.
Pertumbuhan input dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Hal
ini juga dapat menjadi indkator kearah mana kebijakan pengembangan input.
Apabila elastisitas tenaga kerja, misalnya, lebih besar daripada elastisitas
barang modal, maka investasi dalam modal manusia akan tampak relatif lebih
menarik dalam konteks kebijakan pertumbuhan.
Residu tersebut diistilahkan sebagai Total
Factor Productivity (TFP). Faktor TFP ini merupakan faktor “sisa” yang
menjelaskan bagian dari penciptaan output yang tidak dapat diterangkan oleh
faktor-faktor tradisional. Faktor-faktor yang terdapat dalam TFP secara umum
dapat berupa faktor-faktor kuantitatif. Faktor-faktor sperti semangat
berkompetisi, etos kerja, lingkungan kerja, taraf hidup pekerja, lingkungan
hidup, pendidikan dapat dimasukkan ke dalam katagori TFP. Dan faktor-faktor
seperti daya saing, kualitas output ynag dihasilkan, training yang
diselenggarakan, penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan, dapat pula yang
dimasukan kedalam kategori TFP, hal itu akan mendorong lebih cepatnya
pertumbuhan ekonomi baik secara langsung (melalui input-input yang digunakan) maupun
tidak langsung. Dalam konteks ini sumber daya manusia dapat berperan jauh lebih
besar daripada sekedar bekerja dalam proses produksi selama masa pembangunan
ekonomi.
Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi
(yang berupa peningkatan output) bisa dengan melakukan investasi sumber daya
manusia, dengan melalui pendidikan dan pelatihan. Investasi sumber daya manusia
bersifat jangka panjang dan dapat dilaksanakan dengan cara memperbaiki
lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Banyak pakar politik, ekonomi, sampai para seniman angkat bicara
menjelaskan kekhawatirannya pada pertambahan penduduk. Semua mengarah pada 1
opini, bahwa pertambahan penduduk seakin menambah beban negara yang sudah
banyak permasalahan. Akhirnya propaganda “2 anak cukup” dengan
program KB semakin digiatkan untuk disosialisasikan ke tengah masyarakat. Tak
mau kalah, para seniman daerah menjadikan topik tersebut sebagai tema utama
ketoprak, dagelan, nembang, dan sebagainya. Televisi dan radio benar-benar
dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi progra ini. Salah seorang aktifis
BKKBN mengatakan bahwa setiap warga negara berhak memiliki anak tapi
negara butuh dukungan warga negara dalam menjalankan program-progra
pembangunan. Jika warga negara memiliki banyak anak, maka negara akan semakin
banyak membuat sekolah, lapangan pekerjaan dan persediaam pangan . jelas ini
menjadi beban negara, jadi sebaiknya 2 anak saja cukup. Sementara di satu
sisi ada juga masyarakat yang memilikiu banyak anak. Prinsip ‘banyak anak banyak
rezeki’ masih dianut kuat oleh beberapa masyarakat. Terlebih lagi umat Islam
sangat yakin bahwa dengan banyaknya anak kelak akan menjadi keba nggaan Rasul di hari Akhir. Pertambahan penduduk justru dinilai sebagai
modal dan potensi untuk mewujudkan kekuatan umat
Pertama yang dilakukan
adalah membuka lahan kosong yang dipergunakan sebagai pemukiman untuk tempat
tinggal penduduk. Dari pemukiman tersebut, penduduk akan berusaha membuat,
mencari dan mengelola kebutuhan pangan sendiri. Kemudian mulai berkembang
pemanfaatan sumber daya alam yang menyusul munculnya lahan pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan dan pertambangan.
Pemanfaatan sumber daya
alam menjadi lahan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan
pertambangan akan menghasilkan suatu produk. Dari pertanian akan menghasilkan
barang-barang contohnya padi atau beras, perkebunan akan menghasilkan
buah-buahan atau sayur mayur, dari perikanan akan menghasilkan berbagai macam
ikan, peternakan akan menghasilkan daging, dari pertambangan akan menghasilkan
macam-macam logam seperti emas, perak, dan tembaga. Dengan hasil produk
penduduk, maka terbentuklah pasar sebagai pusat perdagangan di kawasan
tersebut. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, dibangun sebuah pabrik
untuk meningkatkan proses produksi dengan mengolah barang mentah menjadi barang
setengah jadi. Disana akan terjadi penambahan nilai suatu barang (value added)
yang akan meningkatkan produktifitas dan efesiensi.
Paparan diatas secara
tidak langsung terjadi suatu roda perputaran ekonomi yang kecil. Perlu dibangun
suatu pemerintahan untuk mengatur semua kegiatan tersebut. Kemudian dibangun
perusahaan dan perindustrian yang merupakan inti dari suatu sistem ekonomi,
selain itu juga untuk meningkatkan investasi baru dan penyerapan tenaga kerja.
Namun suatu saat seiring berkembangnya penduduk, sumber daya alam akan habis
sementara kebutuhan penduduk semakin meningkat yang akan mengakibatkan
pencarian lahan baru sampai lahan kosong tersebut menjadi area industri yang
maju.
Tetapi perlu diingat
semakin berkembangnya teknologi, akan semakin sempit lahan yang dimiliki. Perlu
di bangun suatu hutan lindung untuk para hewan dan tumbuhan untuk menjaga
keseimbangan ekosistem agar tidak terjadi suatu bencana di kemudian hari.
strategi pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan, khususnya dalam masalah ekonomi yang
berlandaskan persepsi islam yang telah lama eksis namun belum sepenuhnya
disadari dan diimplementasikan. Strategi ini adalah sebuah pendekatan
komprehensif yang berhubungan dengan perubahan social dan mempunyai tujuan
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup dengan meningkatkan sisi materi
dan spiritual secara berimbang. Model pertumbuhan yang ditawarkan dalam tulisan
mi, menitikberatkan pada dua sisi persamaan; sektor kehendak manusia (human
choice) dan kepuasan dalam hidup (satisfaction in life).
Strategi pembangunan
seimbang bisa diartikan dengan pembangunan berbagai jenis industri secara
berbarengan sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain
itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai
keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri
dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor domestik dan antara sektor
produktif dan sektor prasarana, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini
mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor
ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama.
Untuk ini diperlukan
keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran
memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling
berkaitan dan berfungsi meningkatkan penwaran barang. Ini meliputi pembangunan
serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya.
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam:
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam:
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik,
fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar.
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan.
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi
juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi.
- Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya
bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap
masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung
menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan
pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap
perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
- Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan
tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
- Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam
keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami
kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut
mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang
terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat
dari tahun ke tahun.
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada
hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi
yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber
daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang
meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara,
terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan
untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai
lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya
manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan
kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu,
sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor
nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di
masyarakat, keadaan politik, kelembagaan,
dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
- Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
- Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
- Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
- Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
- Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih banyak
Pembangunan ekonomi
- Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
- Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
- Memperhatikan pertambahan penduduk.
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
- Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa dampak, baik positif maupun negatif.
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
- Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
- Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
- Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
- Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
- Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
- Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
- Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
- hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kata
paradigma (Inggris : paradigm), mengandung arti model,
pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian
bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma, juga
dapat diartikan suatu gugusan sistem pemikiran. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah
asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), yang merupakan
sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.
Pada
dasawarsa 1960-an banyak negara sedang berkembang mulai menyadari bahwa
pertumbuhan tidak identik dengan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya
mencatat peningkatan produksi barang dan jasa
secara nasional, sedangkan pembangunan ekonomi berdimensi lebih luas
dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebagai akibat dari berbagai
kegagalan dalam usaha pembangunan di negara-negara berkembang telah menimbulkan
dorongan kepada para ilmuwan, terutama pra ahli di bidang ekonomi.
Walaupun
kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi
kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi
selalu dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pembangunan nasional yang
dilaksanaan oleh suatu masyarakat atau bangsa.
Yang dimaksud
dengan strategi pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil
di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Daftar
Pustaka
Subandi,
ekonomi pembangunan, Bandung: Alfabeta, 2012
S,
Mulyadi, Ekonomi sumber Daya Mansia, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,2012