Selasa, 17 Maret 2015

paradigma pembangunan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Kita sering berbicara tentang pembangunan, namun mungkin hanya sedikit yang kita ketahui tentang pembangunan itu sendiri. Sehingga banyak pertanyaan yang muncul, seperti; Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pembangunan? Seperti kita ketahui bahwa pembangunan telah menjadi obsesi banyak negara, namun dalam kenyataannya pembangunan tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini di sebabkan banyaknya persoalan yang mengiringi pembangunan itu sendiri, seperti pengangguran, urbanisasi yang tinggi yang menciptakan masyarakat miskin di kota, masalah dan berbagai kepincangan serta kesenjangan lainnya.
            Fenomena yang menarik adalah pada dasawarsa 1990-an yaitu runtuhnya negara Uni soviet, yang menandai terjadinya transisi dalam sistem sosialisme dan komunisme menuju ke arah liberalisme dan kapitalisme. Dari fenomena terseut maka terjadi perubahan pola berfikir para ahli ekonomi, atau lebih populer disebut perubahan paradigma pembangunan. Perubahan paradigma pembangunan ini sebenarnya merupakan evaluasi makna pembangunan itu sendiri mulai dari kelahiran ekonomi pembangunan (setelah PD II).
            Paradigma pembangunan ini secara garis besar dapat dikelompokan menjadi paradigma tradisional, paradigma baru, dan paradigma pembangunan Utopis ataupun Normatif. Untuk itu padaa bab ini akan dibahas paradigma pembangunan dengan menelusuri berbagai makna pembangunan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu paradigma pembangunan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Pembangunan sebagai Cabang ilmu Pengetahuan ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Pembangunan Ekonomi sebagai Bagian Pembangunan Nasional ?
4. Bagaimana strategi Pembangunan Ekonomi ?
1.3 Tujuan masalah
1. Kata paradigma (Inggris : paradigm), mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah.
2. Hakikatnya pembahasan-pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukan dalam dua golongan.
3. Walaupun kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pembangunan nasional yang dilaksanaan oleh suatu masyarakat atau bangsa.
4. Yang dimaksud dengan strategi pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Padigma Pembangunan
Kata paradigma (Inggris : paradigm), mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma, juga dapat diartikan suatu gugusan sistem pemikiran. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.
Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu. Dalam pembangunan nasional, Pancasila adalah suatu paradigma, karena hendak dijadikan sebagai landasan, acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin dicapai di setiap program pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan kata pembangunan (Inggris : development) menunjukkan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan yang harus dibangun agar dicapai kemajuan di masa yang akan datang. Pembangunan tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif (manusia seutuhnya). Di dalamnya terdapat proses perubahan yang terus menerus menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang dicita-citakan. Dengan demikian,kata pembangunan mengandung pemahaman akan adanya penalaran dan pandanganyang logis, dinamis dan optimistis.
Sejak tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah sepakat bulat untuk menerima Pancasila sebagai dasar negara sebagai perwujudan falsafah hidup bangsa (weltanschauung) dan sekaligus ideologi nasional. Sejak negara republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 hingga kapanpun — selama kita masih menjadi warga negara Indonesia — maka kesetiaan (loyalitas) terhadap ideologi Pancasila dituntut dalam bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan yang nyata dan terukur. Inilah sesungguhnya wujud tanggung jawab seorang warga negara sebagai konsekuensi logis yang bangga dan mencintai ideologi negaranya (Pancasila) yang benar-benar telah menghayati, mengamalkan dan mengamankannya dari derasnya sistem-sistem ideologi bangsa/ negara-negara modern dewasa ini.
Paradigma tradisional memiliki pandangan tentang pembangunan di Negara Sedang Berkembang (NSB) di identikka dengan upaya meningkatkan pendapatan per-kapita, atau sering di sebut sebagai strategi pertumbuhan ekonomi. Dengan diangkatnya pendapatan per-kapita dharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat dipecahkan dengan apa yang dikenal trickle down efect (merembes ke bawah). Di sini sebagai indikator berhasil atau tidaknya pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya Pendapatan Nasional Bruto (GNP) per-kapita riil, dalam arti tingkat pertumbuhan GNP dalam harga konstan (setelah dideflasi dengan indeks harga) harus lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk (Kuncoro, 2003:7).
            Kecendrungan diatas dapat dilihat pada pemikiran-pemikiran  awal mengenai pembangunan, seoerti Teori Harrod-Domar, Arthur Lewis, W.W. Rostow, Rosenstein Rodan, Nurkse, dan Leibenstein. A Lewis dalam bukunya di sebutkan bahwa pembangunan ekonomi dianggap merupakan kajian The Theory Of Economic Growth. Hal ini mencerminkan munculnya teori pertumbuhan dan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama setiap kebijakan ekonomi di suatu negara. Meskipun banyak varian pemikiran, namun pada dasarnya mereka sependapat bahwa kata kunci dalam pembangunan adalah pembentukan modal. Oleh karena itu, strategi pembangunan yang paling sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi. Hal ini diilhami keberhasilan Rencana Marshall dalam membantu membangun Eropa Barat dan Jepang. Sedangkan industrialisasi yang memoerhatikan sektor-sektor modern dan padat modal diilhami pengalaman Inggris sebagai negara industri pertama (kuncoro, 2003:8).
            Paradigma baru dalam pembangunan beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan (neccesary) tetapi tidak mencukupi (suffcient) bagi proses pembangunan (Esmara, 1986). Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan pembangunan berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi (Kuncoro,2000). Dengan kata lain pembangunan ekonomi tidak lagi berpegang pada GNP sebagai sasaran pembangunan, namun lebih memusatkan perhatian kualitas dari proses pembangunan.
            Pada saat itulah dimulai masa pengkajian ulang tentang arti pembangunan. Myrdal (1971), misalnya mengartikan pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Ada yang menekankan pentingmya pertumbuhan dengan perubahan, terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan. Hal ini di landasi argumen adanya dimensi kulitatif yang jauh lebih penting dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi tidak lagi memuja GNP sebagai sasaran pembangunan, namun lebih memusatkan pada kualitas dari proses pembangunan (Kuncoro,2003:9).
            Selama dasawarsa 1970-an redefinisi pembangunan ekonomi di wujudkan dalam upaya meniadakan, setidaknya mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.

2.2 Ekonomi Pembangunan sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan
            Pada dasawarsa 1960-an banyak negara sedang berkembang mulai menyadari bahwa pertumbuhan tidak identik dengan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa  secara nasional, sedangkan pembangunan ekonomi berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebagai akibat dari berbagai kegagalan dalam usaha pembangunan di negara-negara berkembang telah menimbulkan dorongan kepada para ilmuwan, terutama pra ahli di bidang ekonomi. Dengan demikian mereka mengadakan penelitian dan pengkajian untuk memperdalam pengetahuan merek yang berkaitan dengan masalah-masalah yang mempengaruhi kehidupan sebagian besar umat manusia.
            Berbagai pandangan ahli ekonomi mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan masalah pembangunan negara-negara berkembang sekarang ini dikenal sebagai ilmu ekonomi pembangunan. Pola pembahasan dalam analisis makro ekonomi, boleh dikatakan telah mempunyai bentuk yang seragam. Hal ini belum kita jumpai dalam analisis ekonomi pembangunan. Cabang ilmu ekonomi ini belum memiliki suatu pola analisis tertentu yang dapat diterima oleh kebanyak ahli ekonomi. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor penyebab terpenting dari keadaan tersebut; dengan demikian topik yang di analisis dalam ekonomi pembangunan meliputi bidang yang sanagat luas. Beberapa bidang penting yang di analisis dalam ekonomi pembangunan antara lain adalah mengenai masalah pembentukan modal, perdagangan luar negri, masalah penyerahan tabungan, masalah bantuan lur negri, masalah dalam pertanian atau industri, dan masalah pendidikan yang dalam analisis sangat dominan perannya dalam menciptakan pembangunan.
            Dengan adanya kekurangan diatas tidaklah berarti bahwa corak analisis ekonomi pembangunan sifat-sifatnya tidak dapat ditentukan sama sekali. Kalau di teliti lebih lanjut maka dalam hakikatnya pembahasan-pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukan dalam dua golongan. Pertama, sebagai dari pembahasan mengenai pembangunan ekonomi, baik yang bersifat diskriptif maupun yang bersifat lebih analitis, bertujuan untuk memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian dan masyarakat di negara-negara berkembang dan implikasinya sifat-sifatnya kepada kemungkinan untuk membangun ekonomi kawasan tersebut. Kedua, pembahasan yang bersifat memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.
            Pengalaman dalam usaha pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang selanjutnya menimbulkan kesadaran bahwa kebijaksanaan pembangunan berum merupakan suatu usaha yang sempurna apabila erusahaannya di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang bersifat ekonomi saja. masalah pembangunan merupakan keterkaitan dari masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya yang saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Dengan demikian kebijaksanaan yang harus dilaksanakan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang bersifat non-ekonomi untuk melengkapi analisis yang di tinjau dari sudut ekonomi. Timbulnya kesadaran tentang perlunya menganalisis maslah pembangunan dari berbagai aspek dan selanjutnya merumuskan kebijaksanaan yang lebih komprehensif, telah menimbulkan dorongan para ilmuwan dan pelaksana pembangunan untuk memecahkan masalah-masalahnya dengan cara pendekatan yang bercorak multidisiplin.
            Pendekatan multidisiplin dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, seseorang yang ingin melibatkan dirinya dalam penganalisis dan merumuskan kebijakan pembangunan harus mempelajari bukan hanya mengenai analisis ekonomi pembangunan, tetapi juga cabang ilmu pengetahuan lainnya di luar ekonomi yang membuat analisis mengenai pembangunan dalam suatau masyarakat, seperti ilmu sosiologi, ilmu politik, dan administrasi negara, dengan cara ini diharapkan seseorang dapat menelaah masalah pembangunan dalam presfektip yang lebih luas dan mempertimbangkan bukan saja mengenai efisiensi pembangunan, tetapi juga implikasi sosial-politik dan kultural dari pembangunan tersebut. Pengertian kedua, kebijakan pembangunan ekonomi hendaknya di rumuskan secara bersama oleh ahli-ahli dari berbagai disiplin agar dampak yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat di telaag dari srgala segi. Dengan demikian pengaruh buruk yang mungkin timbul dapat dihindari atau dikurangi, sehingga proses pembangunan dapat berjalan lebih harmonis.
            Para ahli ekonomi sebenarnya telah lama menyadari betapa perlunya memperluas ruang lingkup analisis tentang pembangunan ekonomi. Dalam tulisan mereka mengenai peranan yang dapat dimainkan pemerintah dalam mempercepat pembangunan, sumbangan peningkatan taraf pendidikan kepada pembangunan ekonomi dan perlunya perkembangan jumblah usahawan dalam pembangunan ekonomi, merupakan bukti bahwa analisis ekonomi pembangunan meliputi bidang-bidang yang secara tradisional dianggap dianggap di luar lingkup ilmu ekonomi; hal ini telah mereka lakukan jika dibandingkan dengan masa munculnya perhatian ilmu-ilmu sosial lain terhadap masalah-masalah pembangunan.

2.3 Pembangunan Ekonomi sebagai Bagian Pembangunan Nasional
            Walaupun kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pembangunan nasional yang dilaksanaan oleh suatu masyarakat atau bangsa. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat, sedangkan pembangunan nasional secara keseluruhan meliputi juga usaha-usaha pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan. Dengan adanya batasan tersebut, maka pengertian pembangunan ekonomi pada umunya dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk pada suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
            Di definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting, yaitu:
Ø  Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus menetus.
Ø  Merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita pada suatu masyarakat tertentu.
Ø  Kenaikan pendapatan perkapita, harus berlangsung terus menerus dalam jangka panjang.
Dalam analisis pembangunan ekonomi di pandang sebagai suatu proses supaya saling ada keterkaitan dan hubungan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pembangunan ekonomi dapat dilihat. Dengan cara analisis ini dapat diketahui rangkaian peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari suatu tahap pembangunan ke tahap pembngunan berikutnya.
Pada akhirnyasuatu perekonomian baru dapat dinyatakan dlam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dan daya belimasyarakat menunjukan kecendrungan yang meningkat. Ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalmi kenaikan terus menerus. Keadaan perang,kekacauan politik dan kemunuduran sektor ekspor-impor misalnya, dapat mengakibatkan suatu perekonomian mengalami kemunduran dalam tingkat kegiatan ekonominya. Kalau keadaan demikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapat dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.
Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang
Sebelum PD II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :
1. Masih banyak negara sebagai negara jajahan.
2. Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat  untuk membahas pembangunan ekonomi.
3.Lebih mementingkan usaha untuk meraih  kemerdekaan dari penjajah.
 Pasca PD II (Th. 1942), banyak negara memperoleh kemerdekaan (al : India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh:
1. Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan
2.Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar
3.ketertinggalannya di bidang ekonomi.Adanya keinginan dari negara maju untuk  membantu negara berkembang dalam mempercepat
Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan:
1. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan  ketiadaan pembangunan.
2. Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan  keterlambatan pembangunan.
3. Mengemukakan cara-cara pendekatan yang  dapat ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi sehingga mempercepat   jalannya pembangunan.
Bidang-bidang penting yang dianalisis dalam Ekonomi Pembangunan :
1. Masalah pembentukan modal (investasi).
2. Masalah perdagangan luar negeri  (Ekspor & Impor).
3. Masalah pengerahan tabungan (Saving).
4. Masalah bantuan luar negeri.
5. Masalah dalam sektor pertanian atau industry.
6. Masalah pendidikan dan peranannya dalam  menciptakan pembangunan.

Pembangunan ekonomi & pertumbuhan ekonomi Pembangunan ekonomi:
1.Peningkatan pendapatan perkapita  masyarakatpertambahan gdp > tingkat  pertambahan penduduk.
2.Peningkatan gdp dibarengi dengan  perombakan struktur ekonomi  tradisional ke modernisasi.
3.Pembangunan ekonomi untuk  menyatakan perkembangan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi :
1.Kenaikan gdp tanpa memandang tingkat  pertambahan penduduk dan perubahan  struktur organisasi ekonomi.
2.Pertumbuhan ekonomi utk menyatakan  perkembangan ekonomi negara maju.

Sebab-sebab percepatan pertumbuhan ekonomi :
1.Keinginan negara untuk mengejar  ketinggalan.
2. Pertumbuhan penduduk.
3. Adanya keharusan negara maju untuk  membantu.
4. Adanya perikemanusiaan.
 
Metode penghitungan pendapatan nasional :
1.metode produksi (production methode)
2.metode pendapatan (income methode)
3.metode pengeluaran (expenditure methode)

11 sektor produktif perhitungan pendapatan nasional :
1.pertanian
2.industri pengolahan
3.pertambangan dan galian
4.listrik
5. Air dan gas
6. Bangunan
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Perdagangan
9. Bank dan lembaga keuangan
10.sewa rumah
11.pertahanan


Cara perhitungan pendapatan nasional :
1.pendapatan nasional harga berlaku  (nominal).
2.pendapatan nasional harga tetap (riil).

Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui untuk :
1. Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari masa ke masa
2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antar berbagai negara
3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan  ekonomi suatu negara.

Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kesejahteraan dan tingkat pembangunan suatu negara, karena :
1.Kelemahan-kelemahan yg bersumber  dari ketidaksempurnaan dalam  menghitung pendapatan nasional dan  pendapatan perkapita.
2.Kelemahan-kelemahan yg bersumber  dari kenyataan bahwa tingkat  kesejahteraan masyarakat bukan saja  ditentukan oleh tingkat pendapatan  mereka tetapi juga oleh adanya  faktor-faktor lain.

Kelemahan 1 :
  1. Kelemahan metodologis & statistis dalam  menghitung pendapatan perkapita dgn nilai mata  uang sendiri maupun mata uang asing
  2. Terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah  thd negara miskin karena jenis-jenis kegiatan di  negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan  tersebar di berbagai pelosok shg tidak dimasukkan  dalam variabel perhitungan pendapatan nasional
  3. Nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan  valuta asing tidak mencerminkan perbandingan  harga kedua negara, walaupun dalam teori  dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga
Kelemahan 2
Faktor-faktor lain yang menentukan pendapatan dari tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara :


1.faktor ekonomi :
  • Struktur umur penduduk
  • Distribusi pendapatan tidak merata,  sebagian tidak menikmati hasil   pembangunan.
  • Corak pengeluaran masyarakat   berbeda.
  • Masa lapang / waktu senggang tinggi.
  • Pembangunan ekonomi tdk hanya   untuk meningkatkan pendapatan   masyarakat tetapi juga harus   mengurangi jumlah pengangguran.
2.Faktor non ekonomi :
  • pengaruh adat istiadat.
  • keadaan iklim dan alam sekitar.
  • ketidakbebasan bertindak dan  mengeluarkan pendapat dan  bertindak.

Indikator pembangunan moneter & non moneter Indikator pembangunan moneter
1. Pendapatan perkapita
2. Indikator kesejahteraan ekonomi bersih  (net economic welfare)diperkenalkan william nordhaus dan james tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai gnp  untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih  baik, dgn dua cara :
A. Koreksi positip : memperhatikan waktu  senggang (leisure time) dan perekonomian.  B. Koreksi negatif : kerusakan lingkungan oleh  kegiatan pembangunan.

Indikator pembangunan non moneter :
1. Indikator sosial oleh backerman ; dibedakan 3 kelompok :
  • Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan  masy. Di dua negara dengan memperbaiki cara   perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh  collin clark dan golbert dan kravis.
  • Penyesuaian pendapatan masy. Dibandingkan  dengan mempertimbangkan tingkat harga  berbagai negara.
  • Usaha untuk membandingkan tingkat  kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan  data yg tdk bersifat moneter (non monetary  indicators). Indikator non moneter yg  disederhanakan (modified non-monetary  indicators).
Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti indeks pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya. Indikator kesejahteraan rakyat susenas inti (core susenas) pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan  rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan
2. Perumahan sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah
3. Angkatan kerja partisipasi tenaga kerja, jml jam kerja, sumber  penghasilan utama, status pekerjaa
4. Keluarga berencana dan fertilisasi penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga  kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat  kontrasepsi
5. Ekonomi tingkat konsumsi perkapita
6. Kriminalitas jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan  pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.

Modal dasar pembangunan nasional adalah segala sumber kekuatan nasional, yang dimiliki dan didayagunakan oleh bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. Ada beberapa modal dasar pembangunan nasional Indonesia, antara lain :
  • kemerdekaan dan kedaulatan
  • jiwa dan semangat persatuan
  • wilayah nusantara
  • kekayaan alam yang beraneka ragam
  • penduduk
  • adat istiadat dan budaya bangsa.

Jika semua potensi tersebut diatas dimanfaatkan secara optimal, keberhasilan pembangunan nasional bukanlah suatu keniscayaan. Penduduk merupakan faktor yang penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional diatara beberapa modal dasar tersebut, karena peranan penduduk yang sangat dominan. Apakah peranan penduduk dalam pembangunan nasional? Kita sudah mengetahui bahwa jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi salah satu permasalahan serius karena rendahnya kualitas penduduk. Namun, jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan kualitas penduduk yang tinggi akan dapat menjadi modal dasar pembangunan, karena memiliki penduduk peranan besar dalam pembangunan ekonomi. Apakah kalian telah memahami bagaimana peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi? Untuk memahami tentang peranannya dalam pembangunan ekonomi, kalian perlu faham terlebih dahulu tentang tujuan dari pembangunan ekonomi. Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk suatu negara. Tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara biasanya diukur dengan melihat kenaikan penghasilan riil per kapita. Adapun penghasilan riil perkapita dapat dihitung dari pendapatan nasional riil secara keseluruhan yang dihasilkan selama setahun dibagi dengan total jumlah penduduk. Dari pengertian di atas, dapat kita katakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk akan dapat tercapai jika pendapatan riil nasional meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan riil suatu negara yaitu penduduk dan tenaga kerja. Jika dilihat dari peranannya, ada dua peranan penting penduduk dalam meningkatkan hasil pembangunan ekonomi suatu negara yaitu (1) Penduduk bertindak sebagai konsumen dari segi permintaan dan (2) penduduk bertindak sebagai produsen dari segi penawaran. Karena itu, cepatnya perkembangan penduduk tidaklah selalu menjadi penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, dengan syarat penduduk ini harus mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan sekaligus menyerap hasil produksi yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa tingginya pertambahan penduduk harus dibarengi dengan tingginya tingkat penghasilan. Pertambahan penduduk yang tinggi dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak akan ada artinya bagi pembangunan ekonomi di suatu negara. Pesatnya pertambahan penduduk justru menyumbang terhadap kenaikan dari penghasilan riil perkapita, jika penduduk itu berkualitas, karena penduduk yang berkualitas, pada umumnya memiliki tabungan yang siap sedia untuk melayani kebutuhan investasi, sehingga pertambahan penduduk yang berkualitas akan berakibat bertambahnya potensi masyarakat sebagai konsumen potensial. Sebagai contoh, bertambahnya penduduk berkualitas akan menambah permintaan kebutuhan primer : sandang, pangan, perumahan dan tersier : kendaraan, pendidikan, kesehatan, pengangkutan dan lain sebagainya. Bertambahnya penduduk justru akan menciptakan dan memperbesar permintaan secara keseluruhan, utamanya investasi. Pertambahan penduduk tidak sekedar sebagai tambahan penduduk, tapi juga sebagai suatu kenaikan dalam daya beli. Oleh sebab itu, apabila terjadi penurunan jumlah penduduk, hal itu akan menyebabkan turunnya rangsangan untuk mengadakan investasi hingga pada gilirannya akan mengakibatkan turunnya permintaan. Perkembangan penduduk yang tertunda juga akan mengakbatkan pasar akan menjadi semakin sempit karena kekurangan konsumen. Sebaliknya, perkembangan penduduk yang tidak berkualitas justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Oleh karena itu, tingginya pertumbuhan penduduk menuntut pembangunan ekonomi yang dilakukan secara terus menerus. Pembangunan ekonomi tentu memerlukan investasi yang berasal dari tabungan. Dengan demikian pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak berkualitas justru menjadi penghambat bagi pembangunan ekonomi.

2.4 Strategi Pembangunan Ekonomi
            Yang dimaksud dengan strategi pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi ditentukan oleh banyak faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah kondisi fisik (Termasuk iklim), lokasi geografi, jumlah dan kualitas sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), kondisi awal ekonomi, sosial dan budaya, peran pemerintah, perkembangan teknologi, kondisi ekonomi dan politik..
Pemanfaatan lahan kosong yang memiliki berbagai macam sumber daya alam yang berlimpah baik biotik (Makhluk hidup, contohnya hewan dan tumbuhan) maupun abiotik (Benda mati, contohnya barang-barang tambang) dengan strategi dan perencanaan yang baik akan menghasilkan potensi ekonomi yang baik pula.
Salah satu tujuan jangka panjang dari pembangunan nasional indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia bersama-sama dengan teknologi di anggap sebagai keunggulan kompetitif untuk mengejar ketertinggalannya dari negara maju. Meskipun kemajuan teknologi mempunyai peranan yang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam pembuatan dalam kebijakan pengembangan teknologi meski mempertimbangkan, antara lain sumber daya yang dimiliki, masalah-masalah yang dihadapi, dan tujuan dari pembangunan itu sendiri. Dalam proses produksi, kemajuan teknologi dapat berupa pembaharuan organisasi (manajemen), perkembangan teknis produksi yang makin efisien maupun peningkatan kualitas dari input.
Kemajuan teknologi terkait dengan proses terkait itu sendiri, baik melalui output,faktor tradisi nasional maupun teknik produksi. Melalui intensifikasi (inovasi, penelitian dan pengembangan) dan ekstensifikasi (ekspansi dari masing-masing faktor produksi tradisional) diperoleh hasil bahwa semakin tinggi nilai residu makin dimungkinkan peningkatan output yang lebih besar. Hal itu disebabkan keterkaitan di atas memberikan peluang yang lebih besar bagi usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Selanjutnya, peningkatan output tersebut akan meningkatkan nilai absolut residu. Proses tersebut berlangsung terus menerus dan menjadi penggerak dan perekonomian. Adanya kemajuan teknologi yang menyatu dalam input itu sendiri dapat meningkatkan elastisitas output terhadap perubahan input. Pertumbuhan input dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Hal ini juga dapat menjadi indkator kearah mana kebijakan pengembangan input. Apabila elastisitas tenaga kerja, misalnya, lebih besar daripada elastisitas barang modal, maka investasi dalam modal manusia akan tampak relatif lebih menarik dalam konteks kebijakan pertumbuhan.
Residu tersebut diistilahkan sebagai Total Factor Productivity (TFP). Faktor TFP ini merupakan faktor “sisa” yang menjelaskan bagian dari penciptaan output yang tidak dapat diterangkan oleh faktor-faktor tradisional. Faktor-faktor yang terdapat dalam TFP secara umum dapat berupa faktor-faktor kuantitatif. Faktor-faktor sperti semangat berkompetisi, etos kerja, lingkungan kerja, taraf hidup pekerja, lingkungan hidup, pendidikan dapat dimasukkan ke dalam katagori TFP. Dan faktor-faktor seperti daya saing, kualitas output ynag dihasilkan, training yang diselenggarakan, penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan, dapat pula yang dimasukan kedalam kategori TFP, hal itu akan mendorong lebih cepatnya pertumbuhan ekonomi baik secara langsung (melalui input-input yang digunakan) maupun tidak langsung. Dalam konteks ini sumber daya manusia dapat berperan jauh lebih besar daripada sekedar bekerja dalam proses produksi selama masa pembangunan ekonomi.
Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi (yang berupa peningkatan output) bisa dengan melakukan investasi sumber daya manusia, dengan melalui pendidikan dan pelatihan. Investasi sumber daya manusia bersifat jangka panjang dan dapat dilaksanakan dengan cara memperbaiki lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Banyak pakar politik, ekonomi, sampai para seniman angkat bicara menjelaskan kekhawatirannya pada pertambahan penduduk. Semua mengarah pada 1 opini, bahwa pertambahan penduduk seakin menambah beban negara yang sudah banyak permasalahan. Akhirnya propaganda “2 anak cukup” dengan program KB semakin digiatkan untuk disosialisasikan ke tengah masyarakat. Tak mau kalah, para seniman daerah menjadikan topik tersebut sebagai tema utama ketoprak, dagelan, nembang, dan sebagainya. Televisi dan radio benar-benar dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi progra ini. Salah seorang aktifis BKKBN  mengatakan bahwa setiap warga negara berhak memiliki anak tapi negara butuh dukungan warga negara dalam menjalankan program-progra pembangunan. Jika warga negara memiliki banyak anak, maka negara akan semakin banyak membuat sekolah, lapangan pekerjaan dan persediaam pangan . jelas ini menjadi beban negara, jadi sebaiknya 2 anak saja cukup.  Sementara di satu sisi ada juga masyarakat yang memilikiu banyak anak. Prinsip ‘banyak anak banyak rezeki’ masih dianut kuat oleh beberapa masyarakat. Terlebih lagi umat Islam sangat yakin bahwa dengan banyaknya anak  kelak akan menjadi keba nggaan Rasul di hari Akhir. Pertambahan penduduk justru dinilai sebagai modal dan potensi untuk mewujudkan kekuatan umat
Pertama yang dilakukan adalah membuka lahan kosong yang dipergunakan sebagai pemukiman untuk tempat tinggal penduduk. Dari pemukiman tersebut, penduduk akan berusaha membuat, mencari dan mengelola kebutuhan pangan sendiri. Kemudian mulai berkembang pemanfaatan sumber daya alam yang menyusul munculnya lahan pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan pertambangan.
Pemanfaatan sumber daya alam menjadi lahan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan akan menghasilkan suatu produk. Dari pertanian akan menghasilkan barang-barang contohnya padi atau beras, perkebunan akan menghasilkan buah-buahan atau sayur mayur, dari perikanan akan menghasilkan berbagai macam ikan, peternakan akan menghasilkan daging, dari pertambangan akan menghasilkan macam-macam logam seperti emas, perak, dan tembaga. Dengan hasil produk penduduk, maka terbentuklah pasar sebagai pusat perdagangan di kawasan tersebut. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, dibangun sebuah pabrik untuk meningkatkan proses produksi dengan mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi. Disana akan terjadi penambahan nilai suatu barang (value added) yang akan meningkatkan produktifitas dan efesiensi.
Paparan diatas secara tidak langsung terjadi suatu roda perputaran ekonomi yang kecil. Perlu dibangun suatu pemerintahan untuk mengatur semua kegiatan tersebut. Kemudian dibangun perusahaan dan perindustrian yang merupakan inti dari suatu sistem ekonomi, selain itu juga untuk meningkatkan investasi baru dan penyerapan tenaga kerja. Namun suatu saat seiring berkembangnya penduduk, sumber daya alam akan habis sementara kebutuhan penduduk semakin meningkat yang akan mengakibatkan pencarian lahan baru sampai lahan kosong tersebut menjadi area industri yang maju.
Tetapi perlu diingat semakin berkembangnya teknologi, akan semakin sempit lahan yang dimiliki. Perlu di bangun suatu hutan lindung untuk para hewan dan tumbuhan untuk menjaga keseimbangan ekosistem agar tidak terjadi suatu bencana di kemudian hari.
strate­gi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, khususnya dalam masalah ekonomi yang berlandaskan persepsi islam yang telah lama eksis namun belum sepenuhnya disadari dan diimplementasikan. Strategi ini adalah sebuah pendekatan komprehensif yang berhubungan dengan perubahan social dan mempunyai tujuan untuk meningkat­kan taraf kesejahteraan hidup dengan meningkatkan sisi materi dan spiritual secara berimbang. Model pertumbuhan yang ditawarkan dalam tulisan mi, menitikberatkan pada dua sisi persamaan; sektor kehendak manusia (human choice) dan kepuasan dalam hidup (satisfaction in life).
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan dengan pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor domestik dan antara sektor produktif dan sektor prasarana, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama.
Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penwaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya.
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam:
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar.
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
  • Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
  • Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
  • Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi

  1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
  2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
  3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
  4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
  6. Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih banyak

Pembangunan ekonomi

  1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
  2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
  3. Memperhatikan pertambahan penduduk.
  4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
  6. Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.

Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa dampak, baik positif maupun negatif.

Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

  • Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
  • Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
  • Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
  • Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
  • Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

  • Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
  • Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
  • hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani


             

 

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kata paradigma (Inggris : paradigm), mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, paradigma diartikan seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma, juga dapat diartikan suatu gugusan sistem pemikiran. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.
Pada dasawarsa 1960-an banyak negara sedang berkembang mulai menyadari bahwa pertumbuhan tidak identik dengan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa  secara nasional, sedangkan pembangunan ekonomi berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebagai akibat dari berbagai kegagalan dalam usaha pembangunan di negara-negara berkembang telah menimbulkan dorongan kepada para ilmuwan, terutama pra ahli di bidang ekonomi.
Walaupun kebijakan pembangunan ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pembangunan nasional yang dilaksanaan oleh suatu masyarakat atau bangsa.
Yang dimaksud dengan strategi pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.


Daftar Pustaka

Subandi, ekonomi pembangunan, Bandung: Alfabeta, 2012
S, Mulyadi, Ekonomi sumber Daya Mansia, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,2012